Timun Mas

 Cerira rakyat Timun Mas bermula dari kisah seorang wanita bernama Mbok Srini yang menginginkan seorang anak. Sayangnya, kenyataan bahwa Mbok Srini tidak memiliki suami karena suaminya meninggal, membuatnya menjadi tidak mungkin memiliki anak.

Mbok Srini begitu mencintai almarhum suaminya sehingga ia tetap memilih menjadi janda dan bahkan mendapat panggilan Mbok Rondo yang dalam bahasa Jawa berarti Ibu Janda. Namun, dia juga sangat memimpikan kehadiran seorang anak yang bisa menemani hidupnya yang sebatang kara.

Mbok Srini terus berdoa siang dan malam agar dia mendapatkan keajaiban untuk memiliki anak. Hingga akhirnya, petunjuk itu datang melalui mimpi. Di dalam mimpinya, mbok Srini didatangi oleh sebuah raksasa besar yang menyuruhnya pergi ke hutan, tempat dia biasa mencari kayu bakar.

Mengikuti Petunjuk Mimpi untuk Pergi ke Hutan Mbok Srini mencoba percaya dengan mimpinya bahwa dia ajah memperoleh anak jika pergi ke hutan tempat dia biasa mencari kayu. Di dalam cerita rakyat Timun Mas ini, Mbok Srini digambarkan sedikit tidak percaya atas mimpinya. Namun, dia masih penuh harap untuk memiliki seorang anak.

"Mungkinkah mimpi itu benar dan keajaiban itu ada?" katanya dalam hati.

Lalu dia pergi ke hutan dengan penuh harapan. Dia mengikuti petunjuk yang datang dalam mimpinya. Di mimpi malam itu, rupanya raksasa tersebut bilang bahwa dia harus mencari sebuah bungkusan di bawah pohon besar di hutan tersebut.

Bungkusan tersebut ternyata benar-benar ada dan yang mengejutkan adalah hanya berisi sebutir biji timun. Padahal, dia berharap dia benar mendapatkan seorang anak atau bayi, seperti petunjuk mimpinya. Mbok Srini tampak kebingungan.

Raksasa di Dalam Mimpi Itu Keluar Di tengah kebingungannya, terdengar suara tawa dari seorang raksasa. "Ha... ha... ha..." tawa raksasa besar itu dengan sangat mengejutkan Mbok Srini. Mbok Srini kaget dan melihat ke belakangnya.

"Ampun tuaaaaan raksasaa, jangan memakanku. Aku masih ingin hidup," kata Mbok Srini ketakutan melihat raksasa besar dengan kuku panjang tersebut.

Di bayangannya, raksasa tersebut akan menyantap tubuhnya yang berukuran kecil tersebut hingga kenyang.

"Hahahaha... Jangan takut hei perempuan tuaaa. Aku tidak akan memakanmu. Kamu datang kemari karena menginginkan seorang anak bukan? Aku akan mengabulkan permintaanmu," kata raksasa tersebut.

"Ya, benar tuan raksasa. Saya sangat menginginkan seorang anak," katanya ketakutan sekaligus heran. Mbok Srini bingung, bagaimana raksasa besar ini bisa tahu bahwa dia menginginkan seorang anak.

"Jika kamu menginginkan seorang anak, tanam biji timun tersebut. Kelak akan mendapatkan seorang anak. Saat anak itu sudah dewasa, kamu harus mengembalikannya kepadaku agar aku dapat menyantapnya. Apakah kamu mau?" tanya raksasa tersebut.

Lahir Seorang Bayi Perempuan dari Satu Buah Timun Mbok Srini bingung, bagaimana mungkin bisa memperoleh anak dari menanam timun. Lalu ketika anak itu benar ada dan dewasa, bagaimana dia bisa menyerahkannya kepada raksasa tersebut untuk dimakan? Dia kebingungan. Akan tetapi, tekadnya untuk memiliki anak sangat besar sehingga tanpa memikirkan bagaimana kelak, dia menerima tawaran raksasa tersebut.

"Baik tuan raksasa, aku akan menanam benih timun tersebut dan akan mengembalikannya padamu saat dia dewasa," kata Mbok Srini.

Lalu raksasa itu menghilang dam pada saat inilah cerita rakyat Timun Mas benar-benar dimulai. Mbok Srini membawa pulang bungkusan biji timun tersebut dan segera menanamnya. Mbok Srinu berdoa semoga apa yang diharapkannya benar-benar terjadi.

Dua bulan berlalu, pohon timun itu tumbuh dan berbuah. Anehnya, timun tersebut hanya memiliki satu buah timun. Semakin hari, buah timun tersebut semakin besar dam warnanya tidak sama seperti timun biasanya. Sesuai judul cerita rakyat Timun Mas, timun yang benihnya diberikan oleh raksasa ini berwarna emas.

Saat timun tersebut semakin besar dan memiliki berat berlebih, mbok Srini membawanya pulang ke gubuk. Terkejutnya Mbok Srini ketika membuka atau membelah timun emas tersebut, karena dalamnya berisi seorang bayi perempuan.

"Owe... owe...," bayi itu menangis kencang. Namun Mbok Srini terlihat sangat bahagia. Dia tidak pernah membayangkan akan mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik.

Karena lahir dari buah mentimun berwarna keemasan, mbok Srini menamai anak itu dengan nama Timun Mas.

Timun Mas Boleh Dipelihara hingga 17 Tahun Keesokan harinya saat Mbok Srini pergi ke hutan untuk mencari kayu, Mbok Srini kembali bertemu dengan Raksasa besar tersebut. ” Engkau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan selama ini. Sesuai dengan janjimu, engkau harus membaginya denganku.” Mbok Srini bingung dan bertanya, bagaimana mungkin bayi perempuan bisa dibagi? Tentu saja Mbok Srini tidak mau menyerahkan bayinya.

“Tidak usah bingung perempuan tua. Kau boleh memilikinya sampai usia 17 tahun. Selanjutnya. Anak itu akan menjadi santapanku," ujar raksasa itu menjelaskan.

“Baiklah raksasa. Aku akan merawat anak itu dan menganggap anak itu anakku sendiri sampai usia 17 tahun,” ujar Mbok Srini.


Timun Mas Tumbuh Menjadi Remaja Istimewa Dalam cerita rakyat Timun Mas ini, Timun Mas tumbuh menjadi seorang remaja yang sangat baik hati dan cantik jelita. Kulitnya kuning langsat dan tubuhnya tinggi semampai. Rambutnya hitam berkilau. Semakin hari kecantikannya, semakin terlihat. Timun Mas juga sangat rajin membantu ibunya, Mbok Srini. Ia selalu menemani ibunya mencari kayu bakar di hutan. Kebaikan hati Timun Mas membuat Mbok Srini semakin takut kehilangan Timun Mas karena raksasa besar sebelumnya.

Tahun demi tahun terus berganti. Kini, Timun Mas sudah menginjak usia 17 tahun dan sudah waktunya bagi raksasa itu untuk mengambil Timun dari Mas Mbok Srini.

Raksasa Itu Datang Lagi Benar saja, tiba-tiba terdengar suara dentuman yang sangat keras. Itu adalah suara langkah kaki si raksasa. Mbok Srini gemetar ketakutan dan menyuruh Timun Mas bersembunyi di dalam kamar. 

“Hai perempuan tua! Mana anak perempuanmu yang telah kau janjikan sebelumnya?” teriak raksasa itu.

“Ia sedang mandi di kali, Tuan raksasa. Tubuhnya sangat bau. Kau pasti tidak akan suka memakannya,” kata Mbok Srini.

“Baiklah. Aku akan kembali seminggu lagi. Pastikan ketika aku kembali ia sudah siap untuk ku bawa ke hutan," kata raksasa itu seolah bernegoisasi.

“Tentu saja. Tuan. Aku tidak akan mengecewakanmu,” kata Mbok Srini.

Maka pergilah raksasa itu kembali ke hutan. Mbok Srini dan Timun Mas sangat lega. Mereka masih punya waktu semiggu untuk bersama.

Namun, setelah seminggu berlalu dan raksasa itu datang kembali, ibu dan anak ini tetap tidak mau berpisah. Timun Mas kembali bersembunyi. Kali ini di dapur, di dalam tempayan air yang kosong.

”Hai perempuan tua. Aku kembali untuk menagih janjimu! Cepat serahkan anak perempuanmu," kata si Raksasa.

”Hai perempuan tua. Aku kembali menagih janjimu! Cepat serahkan anak perempuanmu.” Teriak si raksasa.

”Maaf, Tuan raksasa. Timun Mas sedang menjual kayu ke kampung. Jika kau datang lebih pagi, kau mungkin akan bertemu dengan dia.” Ujar Mbok Srini.

Raksasa itu marah dan berteriak. Dia kembali memberi waktu 7 hari. Raksasa itu mengatakan dia akan membawa Timun Mas dan jika tidak, raksasa tersebut akan menghancurkan rumah Mbok Srini.


Mbok Srini semakin ketakutan dan bingung dengan ancaman raksasa jahat tersebut. Ia sungguh tidak rela anak perempuanya yang sangat cantik menjadi santapan raksasa yang kejam itu.

Melihat keadaan ibunya yang bingung, Timun Mas berkata, ” Ibu, janganlah bersedih. Relakanlah aku menjadi santapan raksasa itu."

Tentu saja mbok Srini tidak akan memberikan anak semata wayangnya kepada raksasa tersebut, terlebih untuk dimakan. Dia akan melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Timun Mas.

Melarikan Diri dari Raksasa Keesokan harinya, Mbok Srini pergi menemui seorang kakek yang sakti tinggal di gunung. Kakek sakti itu memberikan benih mentimun, sebuah duri, sebutir garam, dan sepotong terasi. Seminggu kemudian, raksasa itu datang lagi. Kali ini, raksasa besar itu sudah tidak dapat menahan emosinya. Kakinya yang besar, dihentak-hentakan ke tanah sehingga bumi bergetar.

“Cepat serahkan anakmu atau ku hancurkan rumah beserta dirimu! Aku sudah sangat lapar!” Teriak raksasa.

”Maaf, Tuan raksasa. Anakku sudah berjalan ke hutan. Kembalilah engkau ke hutan tempat tinggalmu. Timun Mas sudah berada di sana," kata Mbok Srini berbohong.

Timun Mas keluar rumah melalui pintu belakang dan membawa semua benda yang di berikan oleh kakek sakti dari gunung itu. Ketika akan kembali ke hutan, raksasa jahat ini melihat Timun Mas berlari dari belakang rumah dan dikejarnya Timun Mas.

Meskipun panik, Timun Mas tetap ingat perintah ibunya untuk melempar sebutir benih mentimun. Benih mentimun itu langsung berubah menjadi ladang mentimun dengan buah yang besar-besar.

Karena kelaparan, raksasa ini memakan mentimun-mentimun di ladang tersebut. Setelah keyang, dia kembali mengejar Timun Mas. Perutnya yang kekenyangan membuat jalannya menjadi lambat, tetapi raksasa itu tetap bisa mengejar Timun Mas karena langkah kakinya yang panjang.

Raksasa itu terus mengejar Timun Mas meskipun sudah kelelahan. Timun Mas lalu melempar sepotong terasi. Kali ini terasi tersebut berubah menjadi lumpur hisap. Raksasa itu berteriak meminta tolong ketika tubuhnya terhisap lumpur.

Tubuh raksasa yang besar tidak mampu melawan hisapan lumpur karena kelelahan dan diapun tewas terhisap lumpur. Maka, tamatlah riwayat raksasa jahat itu.

Setelah bebas dari raksasa jahat itu, kehidupan Timun Mas dan Mbok Srini kian membaik. Timun Mas bertemu dengan seorang pangeran dari negeri seberang.

Itulah akhir cerita rakyat Timun Mas, pangeran tersebut jatuh cinta kepada Timun Mas dan mereka pun menikah. Timun Mas dan Mbok Srini diboyong oleh pangeran itu ke istananya dan mereka hidup bahagia selamanya.


Komentar